Jumat, 10 Juni 2011

Cara Mencegah Korupsi


Kalau dulu di sekolah banyak  yang ingin jadi juara di kelas agar bisa jadi kebanggaan, tapi ketika Indonesia mendapat juara alias rangking 4 se Asia (tahun 2011) dalam hal korupsi kita bukan malah bangga tapi malah jadi berita duka bagi kita. “Ketua KPK Busyro Muqodas menyatakan bahwa Indonesia masih menduduki peringkat ke empat negara terkorup di kawasan Asia” (http://www.warta-berita.co.cc)
Sudah berapa kali ganti presiden dan berkoar-koar ingin memberantas korupsi tapi nyatanya tidak juga kunjung selesai. Masa pemerintahan Pak SBY memang mulai ketat dalam hal ini. Tetapi bisa tidak korupsi benar-benar almarhum di Indonesia kita tercinta ini ? agak pesimis sepertinya, karena korupsi udah seperti mendarah daging, mulai dari tingkat terendah seperti lurah sampai tingkat atas terkena infeksi virus korupsi. Persis kayak flu burung yang epideminya cepat menyebar. Jadi kalau pakai cara yang itu- itu juga, tidak bakalan selesai.
Salah satunya cara adalah dengan memakai cara yang agak ekstrim baru dapat meminimalkan korupsi di Indonesia ini.
Gimana cara nya ????

1. Mulai dari kita sendiri sebagai rakyat Indonesia

Korupsi yang terjadi sekarang sepertinya di mulai dari diri kita . Kenapa ? Ya.. karena kita Tidak ingin repot sehingga sering menyogok aparat baik tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Contoh ketika mengurus KTP , karena males ke kelurahan dan pengen cepat, pasti kita mengeluarkan uang agar KTP kita cepat jadinya ? Trus saat ngurus perpanjangan pajak kendaraan agar cepat kelar juga main bayar lagi....kayak si Komo, di tilang aparat kepolisian cabuuuutttt lagi duit warna ijo biar ijo mata polisinya, dan untuk memenangkan proyek pemerintahan kasih pelicin buat pejabatnya biar tambah licin botaknya,. Nah dari uraian diatas berarti kitalah yang membuat celah buat para pejabat berwenang itu untuk memulai korupsi berarti yang jadi gurunya atau bagi mereka adalah kite-kite juga. Berbahagialah orang yang tidak melakukan ini. So… kalau pengen berantas korupsi mulailah dari diri kita . Biasakan ikuti jalur sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Ini harus jadi komitmen kita semua sebagai rakyat peringkat 3 dunia agar korupsi cepat jadi almarhum di Indonesia.  Harus konsekuen lho kalau tidak ntar lagi kita bisa jadi peringkat 2 di dunia.

2. Pecat semua pejabat yang terlibat kasus korupsi

Karena kita susah untuk mengetahui siapa yang terlibat korupsi siapa yang tidak. Sehingga setiap ada kasus korupsi yang terungkap selalu saja saling melindungi satu sama lain. Contoh ketika lurah melakukan korupsi dan selama melakukan itu ada setoran buat camatnya , maka ketika lurah itu di usut pasti camatnya ikut membacking karena takut kasusnya ikut terbongkar. Begitu juga ketika dirjen suatu departemen melakukan korupsi dan kasih setoran ke mentri , so mentri tadi pasti juga melindungi si dirjen dan mulai nyogok sana-sini ke BPK atau ke departemen hukum dan selanjutnya-selanjut. Wah pokoknya puyeng deh.
Jadi caranya adalah pecat aja semua dan kasih pesangon yang wajar sebagai tanda terima kasih. Angkat pejabat baru yang sebelumnya diperiksa dulu oleh badan independen pemberantas korupsi baru boleh menjabat suatu jabatan. Ingat pecatnya harus seluruh pejabat baik tingkat bawah sampai tingkat atas, pokoknya dari seluruh elemen pemerintahan, mau MPR,DPR,Mentri, Presiden, dll. Nanti setelah diperiksa dan ternyata bersih, bisa diangkat kembali. Bisa tidak Indonesia ? Karena kalau benar-benar mau berantas korupsi yah harus ada yang terkorbankan . tidak ada perjuangan tidak memakan korban. Contoh untuk merdeka berapa banyak nyawa yang terkorbankan ? Jadi yah sama.... harus ada yang terkorbankan.

3. Memberikan sanksi hukum yang tegas

Kalau semua pejabat sudah dipecat dan diganti dengan yang baru, tindakan selanjutnya adalah mempertegas sangsi hukum bagi yang melakukan korupsi. Jadi kalau terbukti melakukan korupsi kasih sangsi seperti terjun ke sumur sedalam 25 m ( mampus deh ), atau jilat aspal jalan sepanjang 25 km, atau maraton dari Sabang sampai Merauke , dll . He-he- he itu mah ilusi saja tapi maksudnya yah sangsi hukum yang tegas.

4. Rancang kurikulum tambahan di sekolah dan Universitas

Berikan kurikulum tambahan tentang korupsi di sekolah mulai dari kelas 1 SD . Kenapa ? Karena merekalah penerus bangsa jadi dari kecil harus kita tanamkan bahwa korupsi itulah adalah virus yang mematikan seperti HIV. Sama dengan agama yang kita tanamkan dari bayi kepada anak, maka korupsi pun harus ditanamkan juga dari kecil. Ngerti apa ngga mereka yang jelas tanamkan terus dalam jiwa mereka bahwa korupsi itu jahat dan kejam . Hati -hati tanamnya jangan lupa kasih pupuk.

5. Masyrakat ikut mengontrol jalannya roda pemerintahan

Berikan rakyat sebuah akses on line ke Badan Independen tadi agar rakyat dapat melaporkan setiap kecurangan atau tindakan-tindakan korupsi di sekitar mereka.
Dan ingat syarat yang pertama tadi juga harus dilakukan secara konsekuen. Kalau ngga yah ancur lagi deh.

6. Reformasi Birokrasi

Buat peraturan sedemikian rupa agar proses pengurusan surat-surat di kantor-kantor pemerintah tidak seribet menimbun pasir untuk perluasan pulau seperti di Singapura, jadi setiap warga yang mau mengurus surat menyurat atau yang sejenisnya tidak dibebankan dengan lamanya pelayanan dan banyaknya posedur yang harus dilalui.

7. Bentuk Badan Independen Pemeriksa Korupsi

Bentuk suatu badan independen yang khusus sebagai pengawas jalannya pemerintahan. Dan tingkatnya harus sejajar dengan MPR dan bertanggung jawab pada rakyat. Bagaimana dengan KPK??? Upaya pemberantasan korupsi terus dilakukan. KPK, misalnya, tengah menunggu izin presiden untuk diperiksa. Menurut KPK ada 158 pejabat yang diduga terkait dengan korupsi hingga saat ini masih menunggu izin dari Presiden.

Derap langkah penegakkan hukum di Indonesia seakan terhenti. Hal itu salah satunya dikarenakan masih banyaknya prilaku koruptif yang ditonjolkan pejabat Indonesia. Ketua Mahkamah Konstitusi M Mahfud MD dalam diskusi ‘Akar-akar Mafia Peradilan di Indonesia (18 Feb 2010) mengatakan bahwa , “Hampir semua pejabat itu korupsi,”.
Hal ini dikarenakan birokrasi penegakkan hukum di Indonesia yang masih buruk. Sehingga memberi peluang para pejabat untuk melakukan korupsi. Dan ironisnya, belum ada satu pun Presiden yang mampu memperbaikinya, termasuk Pres. SBY. Inilah kenapa korupsi banyak terjadi bahkan menjamur di berbagai level